Tag Archives: labuan bajo

Overland Flores dari Labuan Bajo hingga Larantuka

Menjelajahi Pulau Flores melalui jalur darat dapat menjadi cara yang asik dan seru untuk menikmati keindahan pulau ini. Kita melakukan perjalanan ini dengan menaiki motor yang dibawa dari Jogja sehingga tidak perlu lagi menyewa motor. Sangat penting memastikan kondisi motor dalam keadaan baik karena jalan di Flores naik ke perbukitan kemudian turun ke pesisir berulang seperti itu. Beberapa titik jalan juga tidak selalu mulus.

Rute dan Destinasi Wisata Overland Flores

Rute keberangkatan yang kita tempuh ketika overland Flores

  1. Labuan Bajo
    Motoran keliling Labuan Bajo bisa jadi kegiatan yang menarik untuk dilakukan di sini. Kita dapat singgah ke pantai-pantai berpasir putih dan bukit-bukit hijau yang ditumbuhi ilalang saat musim penghujan diantaranya Pantai Pede, Pantai Klumpang, Pantai Waecicu, Bukit Sylvia, Bukit Amelia, dan Bukit Cinta.  

  2. Ruteng
    Air Terjun RanameseKota yang dijuluki Kota Seribu Biara/Kota Seribu Gereja ini terletak pada ketinggian 1.188 meter sehingga memiliki udara yang sejuk dan dingin. Pada saat musim tanam, di Ruteng dapat terlihat keindahan sawah-sawah yang hijau. Terdapat salah satu sawah yang unik memiliki bentuk seperti sarang laba-laba bila dilihat dari atas perbukitan. Sawah tersebut dikenal dengan nama Spider Web Rice Fields.
    Wisata alamnya pun tidak kalah menarik, ada Taman Wisata Alam Ranamese. Di dalam taman ini terdapat air terjun dan danau yang indah.
    Ruteng juga kaya akan budaya. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya desa-desa adat yang masih ada dan dapat disinggahi seperti Ruteng Pu’u.

  3. Bajawa
    Sama seperti Ruteng, Bajawa yang berada di kaki Gunung Inerie juga memiliki udara yang sejuk dan dingin. Bajawa dikenal sebagai penghasil kopi. Kita pun nggak mau ketinggalan untuk berburu kopi asli Bajawa. Dibantu oleh mas sekitar Kristian Homestay, kita bisa mendapatkan green bean. Setelah mendapatkan kopi, kita lanjut menengok desa adat yang sudah ada sejak jaman megalitikum yaitu Kampung Bena. Sayangnya karena pandemi, desa adat tersebut ditutup untuk kunjungan.

  4. Riung
    Pulau TigaSetelah dari daerah dingin, kita berpindah ke daerah pesisir di 17 Pulau Riung yang menawarkan keindahan pulau-pulau tak berpenghuni diantaranya Pulau Tiga, Pulau Rutong, Pulau Kalong, dan Pulau Ontoloe. Menariknya lagi di Pulau Ontoloe juga terdapat komodo berwarna.

  5. Ende
    Ende memiliki dataran rendah berupa pesisir dan dataran tinggi berupa pegunungan. Destinasi wisata yang populer di Ende adalah Danau Tiga Warna. Danau yang dikenal juga dengan nama Danau Kelimutu memiliki 3 kawah dengan 3 warna yaitu biru, merah, dan hitam. Saat kita kesana, kawah yang biasanya memiliki warna merah justru berwarna biru. Perubahan warna kawah tersebut wajar terjadi karena adanya aktivitas vulkanik.

  6. Maumere
    Maumere adalah ibukota Kabupaten Sikka. Di Sikka, kita dapat melihat pantai berpasir putih yang indah dengan 2 lengkungan bibir pantai. Pantai tersebut dikenal dengan nama Pantai Koka.

  7. Larantuka
    Saat itu kita sampai di Larantuka sudah malam, kemudian keesokan harinya lanjut menyeberang ke Pulau Adonara. Di pulau tersebut terdapat pantai berpasir putih yang dihiasi batuan karang berwarna hitam bernama Pantai Watutena.

Dari Larantuka kita kembali ke Labuan Bajo dengan rute berhenti di Ende – Ruteng. Dalam perjalanan ini, kita mampir ke beberapa tempat yaitu

  • Pantai Penggajawa di Ende yaitu pantai dengan keunikan dipenuhi oleh batu berwarna biru dan hijau pada bagian bibir pantainya.
  • Dari Ruteng, kita lanjut ke Desa Adat Todo dan Wae Rebo. Dalam perjalananan ke Wae Rebo kita akan menemukan desa pesisir yang indah dengan pemandangan pantai yang berhadapan Pulau Mules. Desa pesisir ini ditinggali oleh umat muslim dan dapat dijumpai pembuatan kapal.
  • Kembali ke Labuan Bajo melalui jalur Nangalili – Lembor. Jalan pulang dari Wae Rebo ke Labuan Bajo ini sangat menantang dan berkesan karena banyak jalan yang aspalnya sudah hilang tinggal bebatuan dan beberapa kali harus melewati jembatan patah yang dialiri air sungai.

Budget Overland Flores

Berapa sih budget yang perlu dipersiapkan untuk motoran keliling Flores? Kira-kira segini kisarannya!

Kegiatan Waktu Item Pengeluaran Biaya Catatan
Explore Labuan Bajo 1 hari Explore Labuan Bajo (Sunrise, Bukit Lontar, Pantai Pede)   free, modal bensin aja
    Gua Rangko (Tarif sewa kapal Rp 100.000 /orang dan tiket masuk Rp 20.000 /orang) 120.000 tarif sewa kapal ketika penumpang hanya 4 orang
    Penginapan di Labuan Bajo (Teuz B&B) 180.000 per kamar 1 malam
    Makan di Labuan Bajo 70.000 2x makan per orang
         
Perjalanan Labuan Bajo – Ruteng 1 hari BBM 50.000  
    Tiket masuk Spider Web Rice Field 30.000  
    Makan siang dan malam di Ruteng 70.000 2x makan per orang
    Penginapan di Ruteng (Sky Terrace Hotel) 550.000  
    Sumbangan Ruteng Puu 50.000  
         
Perjalanan Ruteng – Bajawa 1 hari BBM 30.000  
    Taman Wisata Alam Ranamese 10.000  
    Makan 100.000 2x makan per orang
    Penginapan di Bajawa (Kristian Homestay) 200.000  
         
Explore Bajawa 1 hari Penginapan di Bajawa (Kristian Homestay) 200.000  
    Kopi 3 kg 300.000 green bean
    Makan 100.000 2x makan per orang
    BBM 50.000  
         
Perjalanan Bajawa – 17 Pulau Riung 1 hari Penginapan di Riung (Shangrilla Lodge) 250.000  
    BBM 35.000  
         
Explore Riung setengah hari 1 hari Sewa kapal wisata dan alat snorkling di Riung 450.000  
Perjalanan 17 Pulau Riung – Moni   Penginapan di Moni 230.000  
    Makan 100.000 2x makan per orang
         
Sunrise Danau Kelimutu 1 hari Tiket masuk Danau Tiga Warna 10.000  
Perjalanan Moni – Maumere   Retribusi masuk dan parkir di Pantai Koka 15.000  
    BBM 50.000  
    Makan 100.000 2x makan per orang
    Penginapan di Maumere (Sylvia Resort & Hotel) 381.000  
         
Perjalanan Maumere – Larantuka 1 hari BBM 50.000  
    Makan 100.000 2x makan per orang
    Penginapan di Larantuka (ASA Hotel & Restaurant) 484.000  
         
Perjalanan Larantuka – Adonara kembali ke Larantuka
1 hari Penginapan di Larantuka – ASA Hotel & Restaurant 484.000  
  BBM 70.000  
    Penyeberangan Larantuka – Adonara 25.000  
    Penyeberangan Adonara – Larantuka 25.000  
    Makan 100.000 2x makan per orang
         
Perjalanan Larantuka – Ende 1 hari BBM 70.000  
    Makan 100.000 2x makan per orang
    Penginapan di Ende (LCR Hotel) 425.000  
         
Perjalanan Ende – Ruteng 1 hari BBM 35.000  
    Makan 100.000 2x makan per orang
    Penginapan di Ruteng 210.000  
         
Perjalanan Ruteng – Desa Dintor 1 hari BBM 35.000  
    Tiket Kampung Todo 45.000  
    Sumbangan Kampung Todo 100.000 sukarela
    Penginapan di Dintor – Wae Rebo Lodge (2 kali makan/hari) 200.000 per orang
    Air mineral 15.000  
         
Perjalanan ke Wae Rebo 1 hari Sumbangan Wae Rebo 50.000  
    Porter Wae Rebo 200.000  
    Ojek 100.000  
    1 Malam di Wae Rebo 325.000  
         
Kembali ke Desa Dintor 1 hari Air Mineral 10.000  
    Penginapan Dintor – Wae Rebo Lodge (2 kali makan/hari) 200.000 per orang
         
Perjalanan Desa Dintor – Labuan Bajo 1 hari BBM 60.000  
    Penginapan di Labuan Bajo 180.000  
    Makan 100.000 2x makan per orang
         
Life On Board – Sailing Komodo 3 hari Open Trip Sailing Komodo 2.500.000 hanya ada saat weekend
    Penginapan di Labuan Bajo 180.000  
  18 hari   10.309.000  

Note: Bisa lebih murah kalau pergi berdua dan patungan ketika sewa hotel/kapal/biaya BBM.

Setelah kembali di Labuan Bajo, kita melanjutkan untuk Life on Board ikut open trip Sailing Komodo kemudian menyeberang ke Sumbawa.

Gua Rangko: Gua Berkolam Biru Jernih di Labuan Bajo

Gua Rangko merupakan destinasi wisata yang sangat populer di Labuan Bajo. 

Untuk menuju gua yang memiliki air asin berwarna biru jernih ini, pengunjung dapat menyewa perahu di Desa Rangko dengan tarif Rp 300.000,- hingga Rp 400.000,- per kapal yang dapat mengangkut 10 orang dalam sekali jalan. Semakin banyak penumpang maka tarif penyeberangan akan semakin murah. Dalam perjalanan yang kita lakukan saat itu, penyeberangan ke Gua Rangko hanya ada 4 penumpang sehingga per orang dikenakan tarif Rp 100.000,-.

Untuk menuju Desa Rangko dari kota Labuan Bajo dapat dilakukan dengan menyewa kendaraan karena tidak ada angkutan umum. Waktu tempuh sekitar 30 menit.

Penyeberangan dari Desa Rangko menuju Gua Rangko membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit tergantung kondisi gelombang. Saat air laut tenang maka penyeberangan akan lebih cepat.

Sesampainya di Dermaga Gua Rangko, pengunjung dapat menikmati keindahan perairan sekitar. Tak jarang terlihat burung elang beterbangan. Sungguh pemandangan yang jarang kita temui ketika tinggal di kota.

Untuk masuk ke Gua Rangko pengunjung akan diminta untuk mengisi buku tamu dan membayar biaya retribusi sebesar Rp 20.000,- per orang. Letak loket masuk berada di atas dermaga. Selanjutnya untuk sampai ke Gua Rangko, kita masih harus trekking sekitar 15 menit menyusuri jalan setapak berbatu karang. Alangkah baiknya bila ke sini, memakai sepatu dan membawa baju ganti serta sandal.

Tiba di mulut Gua Rangko, kita sudah dapat melihat keindahannya yang dipenuhi oleh stalaktit pada bagian atas dan pada bagian bawah terdapat kolam biru yang jernih. Untuk masuk ke dalam gua hanya perlu menuruni beberapa anak tangga.

Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Gua Rangko adalah siang hari sekitar pukul 13.00 – 15.00, dimana sinar matahari masuk menyinari dalam gua sehingga air akan terlihat sangat biru. Air di gua terasa dingin, sangat menyegarkan untuk berenang setelah trekking dari pantai menuju gua. Untuk menambah kenyamanan ketika berenang di dalam gua, bisa membawa kacamata renang atau alat snorkling karena di sini tidak terdapat jasa penyewaan alat tersebut.

Puas menikmati keindahan gua, sebelum kembali menyeberang ke kota Labuan Bajo, kita bisa beristirahat sejenak di tepi pantai sambil menyantap bekal bawaan. Bila beruntung dalam perjalanan pulang, pengunjung juga akan diajak mampir ke pasir timbul yang hanya muncul pada saat air laut sedang surut.

Destinasi dan Budget Wisata di Labuan Bajo

Labuan Bajo merupakan salah satu surga yang ada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Keindahan kota yang memiliki julukan kota seribu matahari terbenam ini dapat kita lihat baik di darat maupun lautnya. Tidak heran bila banyak kapal pesiar dari penjuru dunia singgah ke tempat ini. Ada apa saja dan tempat mana yang bisa dikunjungi di Labuan Bajo? Berikut daftar destinasi wisata di Labuan Bajo:

  1. Pantai Pede
    Pantai berpasir putih dengan air yang jernih ini menawarkan spot untuk melihat indahnya matahari tenggelam khas Labuan Bajo. Di Pantai Pede, kalian juga dapat melihat kapal nelayan yang bersandar.

  2. Pantai Klumpang
    Pantai ini biasanya ramai oleh wisatawan lokal pada saat hari libur. Pada hari biasa, pantai ini menjadi tempat untuk berolahraga pada pagi hari dan tempat bakar-bakar ikan pada sore hari. Sesekali pengunjung juga dapat menyaksikan 

  3. Bukit Sylvia
    Bukit Sylvia adalah bukit paling populer di Labuan Bajo yang menjadi spot untuk melihat keindahan matahari terbit maupun tenggelam. Bukit ini merupakan tanah kosong yang pemiliknya bernama Sylvia.

  4. Amelia Sea View

    Amelia Sea View atau yang dikenal juga dengan nama Bukit Amelia terletak bersebelahan dengan Bukit Sylvia. Sama seperti bukit tetangga, tempat ini juga menjadi spot untuk menyaksikan sunrise maupun sunset yang indah di Labuan Bajo. Pembeda antara kedua bukit ini adalah Bukit Sylvia berada lebih tinggi sehingga perlu sedikit mendaki untuk sampai di atas bukit.

  5. Bukit Lontar

    Dapat menjadi tujuan bagi kalian yang hobi fotografi karena di Bukit Lontar banyak titik-titik eksotis yang menarik untuk diabadikan. Tak heran bila bukit ini sering dijadikan tujuan untuk foto prewedding.

  6. Bukit Cinta
    Bukit Cinta berada tak jauh dari Bukit Sylvia ataupun Amelia Sea View. Tempat ini juga menjadi spot favorit untuk menikmati suasana matahari tenggelam di Labuan Bajo. Memerlukan sedikit usaha untuk naik dan turun bukit ini karena agak curam dan tinggi.

  7. Gua Rangko

    Gua ini terkenal dengan kolam air alami di dalamnya yang berwarna biru. Airnya memiliki rasa asin. Untuk sampai ke Gua Rangko, wisatawan perlu menyewa perahu di Desa Rangko dengan tarif Rp 400.000 per perahu, semakin banyak penumpang akan semakin murah. Setelah sampai di Dermaga Gua Rangko, kita perlu membayar tiket masuk Rp 20.000,- per orang dan lanjut trekking dengan waktu sekitar 10 menit.

  8. Sailing Komodo
    Selain memiliki beragam warna keindahan sunset, Labuan Bajo juga menjadi The Gate to Komodo atau pintu gerbang menuju komodo. Untuk dapat melihat komodo, wisatawan harus menuju tempat tinggal komodo di Pulau Komodo/Pulau Padar/Pulau Rinca dengan menyewa kapal atau mengikuti open trip yang ditawarkan oleh agen wisata mulai dari harga Rp 1.300.000,-. Dalam trip ini, kita tidak hanya diajak untuk bertemu komodo tetapi juga melihat keindahan pulau-pulau di Taman Nasional Komodo seperti Pulau Kanawa, Pulau Kelor, Pulau Kalong, Pulau Siaba, Pink Beach, dan masih banyak lagi lainnya. Untuk selengkapnya mengenai Sailing Komodo dapat dibaca di sini

  9. Goa Batu Cermin
    Kabarnya goa ini dulunya berada di bawah laut dan dapat memantulkan cahaya sehingga terlihat seperti cermin. Sayangnya saat kita berada di Labuan Bajo, Goa Batu Cermin sedang ditutup.

Setelah melihat destinasi wisata yang bisa dikunjungi di Labuan Bajo, apakah kalian tertarik untuk ke sana? Bila saat ini sedang berencana untuk ke sana sambil menabung dan menunggu pandemi COVID-19 berakhir, sudah tau belum berapa budget yang diperlukan? Kita share kisarannya berdasarkan dari pengalaman selama trip di Labuan Bajo.

Note: Destinasi wisata seperti Pantai Pede, Pantai Klumpang, Bukit Sylvia, Bukit Amelia, dan Bukit Lontar tidak dikenakan tiket masuk alias free.

Kalau kalian memiliki banyak waktu, tenaga, dan bekal perjalanan bisa dicoba untuk lanjut Explore Flores. Dari Labuan Bajo lanjut ke Ruteng – Bajawa – RiungEnde – Maumere – Larantuka.

Semoga kalian selalu sehat dan diberkahi oleh Allah.

Sama-sama berdoa ya supaya pandemi segera berakhir.

Open Trip Sail Komodo

Berlibur ke Labuan Bajo tidak lengkap bila belum Sail Komodo mengunjungi pulau-pulau sekitar dan bertemu Komodo. Untuk melakukan hal tersebut terdapat 2 cara yaitu menyewa kapal secara pribadi (private trip) atau ikut open trip yang disediakan oleh agen wisata.

Open trip yang ditawarkan ada one day trip dan bermalam di kapal (3 hari 2 malam). Kita memilih mengikuti open trip 3 hari 2 malam. Open trip hanya tersedia untuk weekend saja. Berangkat Jum’at pagi dan selesai pada Minggu siang.

Biaya open trip 3 hari 2 malam yaitu

  • Kapal dengan kamar mandi dalam
    Kamar sharing Rp 2.500.000,- per orang
    Kamar private Rp 3.500.000,- per orang
  • Kapal dengan kamar mandi diluar
    Kamar sharing Rp 2.250.000,-
    Kamar private 3.250.000,-

Kita memilih kamar sharing dengan kamar mandi dalam, kira-kira begini kondisi kamarnya:

Kamar Sharing

Kekurangan dari kamar ini adalah kamar mandinya kecil/sempit. Agak susah buat ganti di dalam kamar mandi.

Destinasi dalam open trip ini yaitu
Hari 1
Pulau Kanawa

Menawarkan spot snorkling. Di Pulau Kanawa, kita bisa snorkling bersama ikan-ikan. Sebenarnya bisa juga trekking tapi hal tersebut tidak dilakukan dalam trip ini.

Pulau Kelor

Trekking ke puncak pulau. Sampai di puncak, kita bisa melihat pemandangan pulau sekitar dari atas. Jalur trekking termasuk pendek namun sangat curam dan licin.

Kalau tidak ingin trekking, kalian bisa menikmati pantai pulau ini sambil minum kelapa muda. Di Pulau Kelor banyak pedagang menawarkan kelapa muda, pop mie, kopi, dan souvenir. Kelapa muda dibandrol dengan harga Rp 30.000,- per butir.

Saya pun membeli 1 kelapa muda untuk berbuka puasa nanti.

Pulau Kalong
Di Pulau Kalong, kita disuguhi pemandangan kalong beterbangan pukul 18.00 WITA bertepatan saat matahari tenggelam (sunset). Malam sekitar pukul 19.00 juga tampak milky way.

Sepanjang malam pertama trip banyak peserta mengeluhkan kondisi laut yang sangat bergelombang sehingga kapal bergoyang ke kanan dan ke kiri. Di kamar bawah katanya juga berisik suara mesin. Sementara di kamar sharing (lantai atas) suara mesin tidak begitu mengganggu.

Hari 2
Pulau Padar 

Pulau Padar ini sangat populer sebagai tempat untuk berfoto karena memiliki latar yang menawan. Kita mulai trekking di pulau ini sekitar 05.45.

Seharusnya kita bisa menikmati sunrise namun karena tertutup awan apa boleh buat. Kita bisa menikmati pulau yang indah ini dengan tenang.

Di Pulau Padar terdapat komodo namun jarang tampak di area trekking. Selama trekking terdapat petugas yang berjaga di beberapa titik. Hewan yang kita temui selama di pulau ini adalah rusa.

Pink Beach

Selain menawarkan pasir pantai yang berwarna pink, di sekitar pantai ini kita dapat melakukan snorkling. Air di pantai ini terasa dingin berbeda dengan pantai lainnya dan menyegarkan badan.

Pulau Komodo

Di Pulau Komodo, kita trekking dengan jalur medium. Jalur yang tersedia yaitu short, medium, dan long. Untuk yang long ditutup. Kita pun mengambil jalur medium dan bertemu 3 komodo. Salah satu komodo yang kita temui bernama Hercules. Dari ketiga komodo yang kita temui yang aktif bergerak hanya Hercules.

Pada malam kedua, kapal berada di perairan Pulau Komodo dan kondisi laut sangat tenang sehingga banyak yang tertidur dengan nyenyak.

Pulau Komodo selain dihuni Komodo, juga dihuni oleh komunitas nelayan muslim. Di perairan ini, adzan dan lantunan ayat suci Al-Qur’an setelah tarawih dari Pulau Komodo terdengar sampai ke kapal.

Hari 3
Taka Makassar
Adalah pasir timbul yang terjadi saat kondisi air laut surut. Kondisi pasir pantai di Taka Makassar tajam.

Manta point
Spot snorkling bersama manta. Dari kapal, kita sudah dapat melihat manta besar dan terkadang juga melompat. Manta berada di perairan yang berarus. Saya yang tidak bisa berenang cukup kualahan untuk bergerak sehingga memilih untuk berada diatas kapal.

Pulau Siaba
Menawarkan spot snorkling berupa karang yang cantik. Katanya Pulau Siaba adalah spot terbaik untuk snorkling dibandingkan dengan spot lainnya. Saya tidak bisa membandingkan karena nggak ikut snorkling.Dalam penawaran hari pertama terdapat spot snorkling di Manjarite tapi saat trip tidak ada. Pulau Siaba tidak masuk dalam penawaran trip namun ada.

Selama trip ini, hanya kita berdua peserta yang berpuasa. Sahur disediakan oleh kapal berupa mie goreng, telur dadar, dan nasi. Beberapa crew kapal khususnya bagian masak juga ikut sahur sehingga aman. Di sahur pertama, kita harus membangunkan crew.

Dalam trip ini beberapa spot, terasa kurang nyaman karena ramai oleh peserta trip dari beberapa kapal lainnya. Mungkin efek selama overland Flores selalu sepi. Giliran open trip ramai orang. Mungkin kalau ambil private trip saat weekdays enak kali ya. Semoga nanti~

Apa saja yang termasuk dalam open trip?

  • Welcome drink setelah memasuki kapal
  • Tiket masuk ke tempat wisata
  • Makan 3x sehari (pagi, siang, malam)
    Kalau puasa mendapat sahur dan berbuka bersamaan dengan makan malam. Makan malam selalu komplit lauknya. Di hari pertama ada udang goreng, ada cumi asam manis. Di hari kedua rendang dan ikan bakar. Plus buah dan sayur.
  • Kopi, teh, dan air mineral. Ada dispenser untuk air panas.
  • Dokumentasi yang diambil menggunakan kamera mirrorless, gopro, dan drone.

Kamar sharing lumayan nyaman. Ber-AC dingin, tersedia handuk, tissue, bantal, dan selimut. Satu kapal berisi 12 orang dengan 1 kamar sharing di lantai atas dan 4 kamar private di lantai bawah.

Teman-teman 1 kapal kita juga asyik dan hobi traveling. Semua sudah sampai kemana-mana baik dalam maupun luar negeri jadi saling bertukar cerita dan informasi.

Kita mengikuti open trip Sail Komodo 3 malam 2 hari, setelah hampir 2 minggu overland keliling Flores ke Ruteng, Riung, Ende, Maumere, dan Larantuka.

 

PERGI KE LABUAN BAJO DI MASA PANDEMI – PART 2

Ini merupakan pengalaman pertama kita melakukan penyeberangan menaiki kapal dari Surabaya ke Labuan Bajo. Seperti apa situasi dan suasananya di masa pandemi ini? Simak dibawah ya…

Pukul 15.30 kita masih duduk-duduk ditempat pembelian tiket dan diinformasikan bahwa kapal sudah bersandar dan bisa masuk ke kapal. Sebelum ke sana, kita isi perut dulu. Kemudian ke swalayan membeli sedikit perbekalan.

Penyeberangan Surabaya – Labuan Bajo dijadwalkan berangkat pukul 19.00. Sayangnya hingga pukul 00.00, kapal tidak kunjung jalan sampai kita terlelap. Jadwal keberangkatan memang dapat berubah-ubah dikarenakan cuaca namun tidak ada hal yang diinformasikan oleh petugas melalui pengeras suara. Ternyata baru mulai jalan pukul 04.00. Entah kenapa pukul 03.00 sirine seperti suara kebakaran berbunyi dan membuat kita terbangun namun tak lama kemudian sebelum keluar dari kamar bunyi peringatan tersebut sudah mati.

Penyeberangan Surabaya – Labuan Bajo akan memakan waktu sekitar 33 jam. Kebayang kan lamanya? Sesampainya di kapal, kami sudah ditawari untuk memesan kamar dalam kapal dengan harga mulai dari Rp 200.000,- selama perjalanan. Kami pun memilih untuk mengambilnya. Dengan harga Rp 200.000,-, kita mendapat kamar sharing dengan penumpang lain. Karena risau dengan keamanan barang bawaan dan ternyata tersedia kamar private maka kita pindah. Biaya yang sudah kita bayarkan dipotong Rp 50.000,-. Jadi uang kembali Rp 150.000,- dan membayar kamar baru Rp 350.000,-. Tips ketika ditawari kamar lebih baik lihat dulu kamarnya, jangan langsung bayar. Kamar berbayar ditawarkan oleh awak kapal yang berbeda. Kalian bisa bandingkan dulu penawaran antar yang satu dengan yang lain.

Sebenarnya setiap penumpang mendapat jatah tempat tidur gratis dengan banyak orang. Yang membuat tidak nyaman adalah banyak orang tidak tertib sehingga mengganggu kenyamanan penumpang lain seperti merokok di area tempat tidur.

Tidak heran terlihat beberapa orang pindah tempat, menggunakan tempat yang bukan tempat tidur sebagai tempat untuk tidur. Walaupun kapal tidak begitu ramai oleh penumpang namun beginilah keadaan dan situasinya.

Selama perjalanan ini akan mendapat nasi box 4 kali. Akan tetapi dalam penyeberangan ini mendapat nasi box 5 kali, mungkin karena delay. Rasa makanannya lumayan, nasinya banyak tapi lauknya dikit. Jadi kalau kalian ikut penyeberangan ini lebih baik bawa bekal lauk seperti abon atau rendang kering.

Malam pertama sekaligus hari pertama masuk kapal, belum dapat nasi. Beruntung sebelum berangkat sudah makan dulu. Nasi baru didapat pada hari kedua. Sarapan nasi pecel lauk telur dadar. Makan siang ayam goreng dan kuah bihun. Makan malam ikan. Makan pagi telur balado. Makan siang (bonus) ayam goreng. Makan ini ambil sendiri di kantin dengan menunjukkan tiket. Apabila sudah mengambil makanan maka tiket akan ditandai.

Letak kamar berbayar ada di lantai 3, sementara tempat tidur gratis ada di lantai 2. Toilet di lantai 2 terdapat pembagian untuk pria dan wanita. Di kamar mandi wanita lantai 2 hanya berupa bilik dengan ember dan gayung seperti untuk mandi saja, tidak terdapat WC.

Sementara di lantai 3 ada 2 toilet yang ukurannya lebih layak sebagai kamar mandi dilengkapi dengan WC duduk dan lebih bersih dibandingkan dengan toilet di lantai 2. Pantas saja kalau kamar mandi di lantai 3 ini jarang sekali kosong karena memang dipakai bergantian 1 penghuni kapal. Huhuhu…

Hari pertama bermalam di kapal yang belum jalan.
Di penyeberangan hari kedua tidak terlihat pulau lagipula cuaca seharian mendung dan tidak tampak matahari. Di hari ketiga mulai terlihat pulau-pulau, cuaca cerah, dan beberapa kali tampak ikan terbang dan lumba-lumba melompat lompat menunjukkan keberadaannya.

Akhirnya sampai juga di Labuan Bajo setelah 36 jam penyeberangan dari Surabaya dengan KM Niki Barokah. Bongkar muat kapal memakan waktu sekitar 45 menit, kendaraan roda dua (motor) dan roda empat (mobil) keluar akhir karena lantai pertama diperuntukkan bagi truk besar.

Saat keluar kapal, pengendara bermotor & mobil akan dicek lagi dokumen swab antigen dan kartu kuning yang telah diisi akan diperiksa kemudian diminta oleh petugas pelabuhan. Kartu kuning ini semacam pendataan orang yang masuk ke Labuan Bajo diberikan oleh petugas saat validasi hasil swab antigen di pelabuhan asal.

Ketika kita sampai petugas pelabuhan menginformasikan bahwa hingga 11 April 2021, island hopping atau kunjungan ke pulau-pulau di Labuan Bajo tidak dapat dilakukan dikarenakan alasan cuaca.

Pergi ke Labuan Bajo di Masa Pandemi – Part 1

Rencana awal sebenarnya pergi ke Ende pada akhir Maret. Namun karena cuaca dan masih ada kesibukan sehingga mundur 1 minggu menjadi diawal April. Perjalanan kita mulai dari Jogja menaiki motor menuju Surabaya dengan jalur Klaten – Solo – Karanganyar – Tawangmangu – Madiun – Nganjuk – Mojokerto – Surabaya.

Berangkat dari Jogja pukul 08.00, pukul 10.30 sarapan sekaligus makan siang dulu di Sate Kambing dan Tengkleng Rica-Rica Pak Manto dan beberapa kali berhenti untuk melemaskan otot. Sehingga sampai di kawasan Tanjung Perak, Surabaya pukul 18.45.

Paginya mulai pukul 07.30, kita berangkat untuk mencari informasi apakah ada penyeberangan ke Ende? sekaligus membeli tiket penyeberangan tersebut. Kita menuju PT. Berlian Lautan Sejahtera dan ternyata baru buka jam 09.00. Sehingga kita lanjut mencari informasi di pelabuhan terkait dengan tes kesehatan dan dokumen yang diperlukan untuk penyeberangan. 

Informasi dari petugas, tes kesehatan di pelabuhan hanya dilayani pada hari Senin dan Jum’at. Kita pun disarankan untuk genose di stasiun terdekat yaitu Stasiun Pasar Turi. Akhirnya kami pergi ke stasiun dan ternyata stasiun hanya melayani genose untuk penumpang kereta api dengan perjalanan jarak jauh. Ckckck… Pentingnya knowledge petugas informasi agar dapat memberikan informasi yang jelas dan benar.

Oh iya, kalau datang ke pelabuhan hati-hati ya karena banyak calo gigih ngikutin yang menawarkan jasa swab antigen atau pembelian tiket.

Singkat cerita, kita melakukan swab antigen di RSIA IBI Surabaya dengan biaya 507.500 untuk 2 orang. Setelah mendapat hasil tes swab antigen dan dokumen tersebut, lanjut ke tempat pembelian tiket penyebrangan. Penyeberangan ke Ende belum ada, yang tersedia adalah penyeberangan ke Labuan Bajo. Namun, pembelian tiket harus menyertakan hasil swab antigen yang sudah divalidasi oleh pihak pelabuhan. Balik lagi deh ke pelabuhan untuk validasi dokumen. 

Jreng.. jreng.. 

Dan lagi-lagi ya, ada ketidakseragaman informasi yang disampaikan oleh petugas informasi mengenai tempat validasi dokumen. Ketika tiba di loket validasi dokumen, waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 namun petugas belum ada. Kita pun menunggu hingga pukul 11.00 lebih dan petugas juga belum tampak. Akhirnya kita tinggal dulu untuk check out dari hotel.

Kasian lho banyak yang antri tujuan Kumai dengan kapal yang dijadwalkan berangkat 13.00 tapi jam 11.00 masih nunggu validasi dokumen yang nggak jelas jamnya. Kalau dari papan pengumuman seharusnya jam tersebut masuk jam pelayanan.

Kita balik lagi jam 13.00, Alhamdulillah 13.26 antrian validasi dokumen sudah kembali dibuka. Proses validasi dokumen ini tidak dapat diwakilkan, sedikit mirip dengan wawancara imigrasi. Akan ditanya pergi berapa orang? mau kemana? sehat enggak? Kalau kalian pergi rombongan dengan keluarga antri aja dengan perwakilan 1 orang supaya tetap jaga jarak aman dengan antrian yang lain. Sementara anggota keluarga tetap ada di sekitar sehingga bila diperlukan langsung bisa menampakkan wajah.

Validasi sudah dapat, lanjut fotokopi dokumen yang sudah divalidasi beserta dengan KTP seperti berikut:

Fotokopi ini akan diminta saat pembelian tiket penyeberangan. Harga tiket penyeberangan Surabaya – Labuan Bajo dengan KM Niki Barokah – 2 orang penumpang plus 1 motor yaitu 1.300.000,-.

Simpan baik-baik ya tiket dan hasil tes bebas covid-19 yang sudah divalidasi karena ketika masuk kapal akan dicek lagi.

Lanjut part 2 ya, yang pengen tau Penyeberangan Surabaya – Labuan Bajo dengan Kapal seperti apa suasananya.

Terima kasih sudah mampir ditulisan ini.