Menyusuri Napak Tilas Datuk Laksmana Raja DiLaut di Bukit Batu, Bengkalis

Laksmana Raja Dilaut
Bersemayam di Bukit Batu

Siapa yang tak kenal dengan penggalan lirik lagu populer yang didendangkan oleh Iyeth Bustami ini? Tau kah teman-teman, kalau ternyata sosok tersebut memang nyata bukan hanya fiksi.

Laksmana Raja Dilaut adalah gelar yang diberikan oleh Raja Siak kepada seorang yang mengamankan pesisir pantai di Selat Malaka. Terdapat empat Datuk Laksmana Raja Dilaut yang mendapat tanggungjawab atas hal tersebut yaitu Datuk Ibrahim, Datuk Khamis, Datuk Abdullah Shaleh, dan Datuk Ali Akbar.

Peninggalan dari Datuk Laksmana Raja Dilaut dapat dijumpai di Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Peninggalan tersebut berupa kediaman Datuk Laksmana Raja Dilaut IV yang berada di Desa Sukajadi. Saat ini, rumah berbentuk panggung dengan ornamen khas Melayu tersebut masih ditinggali oleh keturunan datuk.

Rumah Datuk Laksmana Raja Di Laut IV
Rumah Datuk Laksamana Raja di Laut IV

Tak jauh rumah tersebut, juga terdapat peninggalan lain dari Datuk Laksmana Raja Dilaut IV yaitu Masjid Jami Al Haq. Di komplek masjid inilah dapat dijumpai tempat peristirahatan terakhir Datuk Laksmana Raja Dilaut III dan IV.

Masih belum puas berkunjung ke kediaman dan tempat semayam Datuk Laksmana Raja Dilaut, satu lagi yang tidak boleh terlewatkan adalah “Kampung Terapung” di Desa Bukit Batu Laut yang menjadi awal dari tempat tinggal/pemukiman masyarakat Melayu. Di tempat ini, kalian juga dapat melihat meriam kuno yang menjadi senjata  Datuk Laksmana Raja Dilaut untuk mengamankan wilayah pesisir. Benda tersebut juga menjadi bukti pengabdian datuk terhadap Kerajaan Siak.

Untuk sampai ke tempat bersejarah ini dari Istana Siak dibutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 3 jam. Sementara dari Kota Sungai Pakning berjarak sekitar 35 km yang dapat ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan.

Apabila teman-teman ini berbelanja kain songket di Bukit Batu dapat dijumpai hasil kerajinan tenun tradisional terkenal yang disebut Tenun Lejo. Dulunya bahan kain songket disini adalah benang sutera diselingi dengan benang emas dan perak. Namun dikarenakan bahan tersebut mahal maka benang sutera digantikan dengan benang kapas. Keunggulan dari Tenun Lejo dibandingkan dengan tenun yang ada di Provinsi Riau adalah menawarkan keragaman motif. Harga kain songket mulai dari Rp 350.000,-. Variasi harga yang ditawarkan tergantung dari bahan dan motif.

Dari lagu yang dibawakan oleh Iyeth Bustami dan adanya tapak tilas ini kita dapat mengetahui bahwa Laksmana Raja Dilaut pernah hidup sebagai penguasa Laut Riau dan menjadi bagian penting dari Kerajaan Melayu Siak Sri Indrapura.

Leave a comment