Sumatera Barat rupanya tak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau tetapi juga memiliki daya tarik dalam wisata sejarah dan wisata religi. Selain Bukittinggi dan Padang, salah satu kabupaten yang tak kalah menarik untuk dikunjungi saat berada di Sumatera Barat adalah Kabupaten Agam.
Kabupaten yang memiliki geografis alam yang lengkap berupa pantai, lembah, gunung, dan danau ini memang sudah tidak diragukan lagi keindahan alamnya. Apalagi dengan adanya danau terluas kedua di Sumatera Barat yakni Danau Maninjau.
Di sekitar Danau Maninjau kalian tidak hanya dapat menikmati keindahan alam dan kearifan budaya lokal setempat, tetapi juga dapat menemukan tempat wisata religi dan bersejarah berupa masjid tua yang dikenal dengan nama Masjid Raya Bayur.
Masjid Raya Bayur merupakan salah satu masjid tua dan terbesar di sekitar Danau Maninjau. Dilihat dari bangunannya, tentunya kalian akan ragu dan bertanya-tanya “Benarkah masjid ini merupakan masjid tua?”
Entah kapan pertama kali masjid ini dibangun. Melihat kondisi bangunan dan lingkungan masjid yang kurang tertata dengan baik, baru pada awal tahun 2000 dilakukan renovasi secara menyeluruh sehingga bangunan masjid terbentuk indah dan megah seperti yang dapat kita lihat sekarang ini.
Tak seperti masjid-masjid pada umumnya, Masjid Raya Bayur memiliki keunikan dengan perpaduan gaya arsitektur gonjong rumah gadang khas Minangkabau dan pagoda Thailand. Ciri khas tersebut dapat kita lihat pada empat sudut atap yang berbentuk seperti menara pada bangunan utama masjid.
Pada bagian depan masjid, kita dapat melihat kolam ikan dan air mancur yang memancar diiringi suara gemericik yang menenangkan. Disamping masjid juga terdapat komplek makam kecil. Berdasarkan tulisan salah satu blog, makam tersebut merupakan makam dari Syaikh Salim, beliau adalah salah satu ulama yang menjadi pendiri Masjid Raya Bayur bersama dengan tokoh agama dan masyarakat Bayur pada tahun 1902.
Cukup mudah untuk menemukan letak Masjid Raya Bayur berada karena lokasinya yang berada tepat di tepi jalan raya penghubung Kota Lubuk Basung (ibukota Kabupaten Agam) dengan Kota Bukittinggi. Secara administratif, Masjid Raya Bayur masuk dalam wilayah Nagari Bayur, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Sempet hopeless juga saat menuju Masjid Raya Bayur dengan berjalan kaki dari Masjid Raya Maninjau yang berada persis di tepian Danau Maninjau. Kalau dari GoogleMaps sih jaraknya cuma 3,3 km tapi dengan berjalan kaki butuh waktu kurang lebih sekitar 1 jam untuk sampai ke masjid tersebut.
Dan pas sampai Masjid Raya Bayur, bertepatan dengan waktu sholat magrib. Capek juga, tapi begitu sampai ke masjid rasa capeknya bisa ilang. Sampe ada yang mandi karena keringetan efek jalan kaki se-jam. 🙂
Berhubung baterai HP sudah sekarat, nggak banyak foto yang bisa diambil saat ke Danau Maninjau dan Masjid Raya Bayur. 😦
sayang nggak ada gambar bagian dalam ya. Dari luar terlihat menawan apalagi pas malam
kebetulan waktu kesana pas berhalangan jadi nggak masuk masjidnya, hehe
Subhanallah masjid Indonesia tuh indah2 ya mba, bangga hidup di negara yang punya banyak masjid indaah. Aaak 😍
semoga keindahan masjidnya bikin orang muslim jadi smangat ke masjid buat ibadah yak 🙂
Amiin setuju mba. Hehee
wah indah bgt sukaaak!!
Adis takdos
travel comedy blogger
http://www.whateverbackpacker.com
What? Adis takdos bisa nyasar komen disini. Makasih atas kunjungannya 🙂